LAMPUNG BARAT GS – Peratin (Kepala Pekon) Rigis Jaya Sugeng Syukur mengungkapkan, “Alhamdulilah, sangat luar biasa. Karena tidak mudah untuk merai perjuangan dan semangat semua dari kelompok sadar wisata, dan masyarakat sekitar pekon rigis jaya”. Kamis (16/09/2021).
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Rigis Jaya Rohim menambahkan Yang kami tonjolkan yakni, wisata edukasi pengolahan kopi dari hulu sampai hilir, dengan melakukan pemberdayaan kepada masyarakat setempat. “Desa Rigis Jaya terutama di Wisata Kampung Kopinya berdiri pada 2018 lalu”.
“Bermula dari kreatifitas anak muda setempat yang membuka wisata hiking jalur tracking pendakian gunung yakni Gunung Rigis. Hal tersebut membuat aparatur desa setempat tertarik untuk memberdayakan anak-anak muda itu dalam satu wadah. Maka dibentuklah Kampung Kopi. Sebelum Rigis Jaya dijadikan desa wisata, masih berstatus desa tertinggal. Setelah dibentuk dewa wisata Kampung Kopi, menjadi berstatus desa berkembang. Akan tetapi, semua itu melalui proses yang cukup panjang dalam menyatukan visi dan misi serta merasakan jatuh bangun”. Ucapnya.
Lanjutnya, “Kalau hanya untuk masyarakat Lampung terutama Lampung Barat (Lambar) Desa Rigis Jaya ini, memang sebelumnya sudah dikenal sebagai Desa Wisata. Namun, kalau secara cakupan nasional, orang-orang masih awam, Tentunya kita berharap dengan masuknya Desa Wisata Kampung Kopi Rigis Jaya ke dalam 50 besar nominasi ADWI 2021, bisa membuat desa ini semakin terkenal dan mengepakkan sayapnya hingga kancah nasional”. Ucap Sugeng peratin rigis jaya.
“Berkat Pemkab Lambar yang memberikan dukungan berupa pembangunan, pemberdayaan SDM-nya, sampai pada promosinya, di tahun pertama berdirinya Kampung Kopi, membuat sejumlah wisatawan di Lambar mulai mengenal dan berkunjung. Di tahun keduanya, mulai berdatangan pengunjung dari luar Lambar misalnya dari Jakarta. Kami lebih mengeksplor potensi-potensi yang ada di desa. Mulai dari, masyarakatnya, kearifan lokalnya, alamnya, Ini menjadi dasar-dasar kami dalam mengembangkan Desa Wisata Kampung Kopi Rigis Jaya”. Terangnya.
Lanjut Sugeng, Kami akui masih memiliki sejumlah kekurangan, yang paling utama di akses jalannya yang masih kurang bagus. Karena kebanyakan wisatawan yang berkunjung mengeluhkan akses jalan ke Kampung Kopi Rigis Jaya. “Saya mengambil sudut pandang selaku pengurus Desa Wisata Kampung Kopi Rigis Jaya. Kita dari pengurus mayoritas bukanlah berlatar belakang akademisi, tetapi kebanyakan berlatar belakang petani”. Jelasnya.
“Maka di sinilah letak kekurangan kami dalam mengelola Desa Wisata Kampung Kopi Rigis Jaya ini. Tapi ini bukan menjadi halangan bagi kami, dan kami akan tetap optimis, terus belajar, mengembangkan diri, menggali ilmu, insya Allah kami yakin pasti bisa”. Ucap Rohim.
Tambahnya, Pemkab Lambar dalam memberikan perhatian kepada Desa Wisata Kampung Kopi Rigis Jaya tidak kurang-kurang. Khususnya, dalam memberikan pelatihan kepada SDM yang ada di sini. Tinggal kitanya saja yang menerapkan, bupati kita ini terkenal dengan julukannya sebagai Bupati Kopi. Katanya.
Dalam sambutan Bupati Lambar, ia kerap mempromosikan Lambar sebagai wilayah penghasil kopi. Ia juga sering menyarankan agar mengunjungi Kampung Kopi di tiap sambutannya. Karena Kampung Kopi ini sebagai miniatur Lambar yang menjadi ciri khas Lambar sebagai satu di antara penghasil kopi terbesar. Pungkasnya. (Kamto).
Komentar