BANDAR LAMPUNG GS – Hendaknya program dapat mencerdaskan masyarakat, isu-isu kependudukan yang disampaikan agar dapat dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat utamanya kaum milenial”. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung Uliantina Meiti.
Dalam sambutan kegiatan Sosialisasi dan Fasilitasi Pedoman Umum/Juklak Kepada Pemda (OPD KB) dan Petugas KKBPK dan Fasilitasi Pembentukan Pendidikan Kependudukan Jalur Formal, Non Formal dan Informal Tahun 2020. Di Hotel Yunna. Selasa (21/2/2020).
Lebih jauh Kepala Perwakilan menyampaikan bahwa mengurangi jumlah pernikahan diusia muda, adalah salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam program KKBPK mengingat tingginya pernikahan usia muda di Provinsi Lampung. Ungkapnya.
“Untuk itu demi mencapai sasaran tersebut perlu adanya kolaborasi antar instansi dan stakeholder dalam rangka mensukseskan program KKBPK. Pendekatannya perlu disesuaikan dengan segmentasi sasaran program, sehingga pesan-pesan isu kependudukan dapat diterima secara optimal oleh masyarakat”. Terangnya.
Kemudian, Perlu adanya satu data kependudukan sebagai acuan dalam pembangunan SDM utamanya data kependudukan dalam pembangunan kualitas manusia. Dan tidak kalah penting perlunya memahami cara penyebaran informasi tentang isu kependudukan. Imbuhnya.
Pada kesempatan itu turut memberikan materi Kepala Bidang Pengendalian Penduduk Ir. Erismon. Dalam materinya beliau menyampaikan, Isu-isu mengenai dampak ledakan penduduk, diantaranya kemiskinan, kriminalitas, sampah, lahan pemukiman, dan pangan perlu disosialisasikan.
Beberapa metode yang perlu dilakukan diantaranya melalui jalur pendidikan, formal yaitu melalui kegiatan Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) dan juga dengan hadirnya pojok kependudukan. Sedangkan melalui jalur non formal yaitu, melaui jalur-jalur kediklatan agar dapat menyisipkan materi-materi tentang kependudukan, dan peran serta pramuka melalui saka Kencana dalam “menularkan” isu isu kependudukan dalam kegiatan pramuka. Urainya.
Melalui jalur informal yaitu kelompok-kelompok masyarakat dalam bentuk-bentuk sarasehan dan kelompok-kelompok kajian tentang kependudukan. Contoh pojok kependudukan misalnya “Pokemon” (Pojok Kependudukan Modern). (*).
Komentar