oleh

Pembangunan Gedung Budaya Kabupaten Lambar Diduga Asal Asalan

LAMPUNG BARAT GS – Pembangunan gedung budaya lanjutan, kabupaten Lampung barat (Lambar) tahun anggaran (TA) 2022 diduga dikerjakan secara asal asalan. Selasa (19/4/2022).

Pasalnya menurut masyarakat setempat yang minta identitasnya untuk dianonimitaskan mengatakan, bahwa kegitan pembangunan gedung budaya tersebut terlihat jelas asal asalan. Hal tersebut nampak dari cara memasang bata pada kegiatan pembangunan yang tidak rata dan bahkan terkesan seperti bentuk ular.

“Ya gimana tidak, saya pernah masuk ke dalam gedung itu dan saya lihat jelas Loe pemasangan Bata tidak padat alias masih banyak celah-celah lubang yang sejatinya ga begitu. Terlebih lebih bentuk pemasangan batanya miring sana miring sini dan tidak lurus, seperti halnya yang dikerjakan oleh tukang yang proporsional”. Ungkapnya, kepada awak media.

Masih menurut Dia, bahkan bukan saja pada pemasangan bata yang kurang bagus. Melainkan pada tiang penyekat ruangannya juga di nilai asal jadi, gimana tidak behel yang digunakan di setek dengan behel yang berbeda ukuran dan tidak rapi. “Patut dipertanyakan aja, kalau cara pembangunannya seperti itu apa mungkin kwalitas dinding tersebut Sekokoh yang di rencanakan. Terlebih lagikan Lambar ini terkenal dengan rawan gempa bumi, jadi dikhawatirkan bangunan tersebut tidak kuat kalau seperti itu dan masih banyak hal lainnya yang tidak cocok, kalau ga percaya coba langsung aja cek ke lokasi”. Terangnya.

Selain itu juga, Dia berharap kepada pihak pihak terkait agar bisa mengawasi pembangunan gedung budaya lanjutan tersebut, dalam hal ini pihak konsultan pengawas dan dinas PU setempat. Mengingat dana yang dikucurkan bukan main main Hingga enam miliar lebih untuk termin tahap ke tiga ini dan belum untuk termin yang sebelumnya. Ucapnya.

Apa lagi gedung budaya tersebut, nantinya merupakan salah satu ikon, terbaik kabupaten Lambar Yang akan di kenal ke lokal, interlokal dan bahkan nasional sekalipun, tentu itu semua harus diberengi dengan indah dan kwalitas yang bukan kaleng kaleng. Kalau seperti itu ya jadi takut nantinya berkunjung ke dalam gedung takut dindingnya roboh. Pungkasnya seraya tertawa dengan logat khasnya.

Sementara saat di konfirmasi kontaraktor Pembangunan gedung budaya lanjutan Agus Eka Wijaya menyangkal, bahwa pengerjaan pembuatan gedung budaya tersebut asal asalan. Bahkan menurut dirinya pengerjaan tersebut sudah sesuai dan sudah dilebihka dari RABnya.

“Seperti halnya pada pemasangan bata di gedung budaya tersebut, tidak ada tiang penyekat ya dan kita buatkan tiang penyekatnya supaya ketahan temboknya bisa lebih kuat. Dan untuk behel yang di stek itu tidak ada bahkan itu inisiatif kami saja, dan hal tersebut sudah berdasarkan hasil rapat bersama dengan konsultan pengawas”. Elaknya, kepada media di kediamannya.

Selain itu juga, saat di senggol oleh pihak media terkait dengan pemasangan batu bata yang terkesan asal jadi tersebut, Agus membenarkan bahwa pemasangan bata tidak rapi dan rata. Hal tersebut menurutnya tidak masalah.

“Kan belum masih mau di plester jadi nanti tidak kelihatan lagi dan menjadi rapi, coba aja lihat nanti hasilnya. Untuk kekuatan insaallah yakin aman. Dan untuk pagunya Rp. 6 miliar lebih, dengan waktu pengerjaan 180 hari kalender, yang dikerjakan CV. Putra Sarana kontrusi, APBD tahun anggaran 2022. Kami optimis kegiatan tersebut akan selesai sesuai dengan target, pada bulan September depan”. Jelasnya kepada media. (Li)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

11 + = 17