oleh

Tak Terima Dibilang Fiktip, Kadis Pertanian Angkat Bicara

TULANG BAWANG GS – Bantuan dari pemerintah pusat melalui pemerintah daerah (Pemda) bantuan Optimasi Lahan Rawa mendukung Serasi dengan nilai Rp.2,1 miliyar yang diduga fiktip dan ada permainan oknum dinas pertanian. Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Ir. Sumarno angkat bicara saat ada pemberitaan kemarin.

Pasalnya senin (26/10/2020) kemarin, Kadis Pertanian meminta awak media untuk klarifikasi terkait ada dugaan fiktip dan permainan yang dimuat dimedia.

Kadis Sumarno saat ditemui awak media diruang kerjanya menyampaikan, “Dugaan fiktip itu tidak bener, karena bantuan optimasi dikerjakan dan ada, memang benar bantuan optimasi lahan 500 hektar. Tapi bukan nilai Rp. 2,3 miliyar melainkan, dengan nilai Rp.2.1 miliyar dan juga itu di kerjakan”.

Sumarno juga menambahkan, “Bantuan Optimasi lahan perhektar itu Rp.4.300.000 perhektar bantuan tersebut. Dan juga kalau dibilang fiktip itu di mana karena optimasi lahan itu dikerjakan”. Ungkapnya.

“Kami merasa keberatan dan merasa kami di fitnah, Karena bantuan itu dikerjakan dan juga ada dari kodim juga yang menggawasinya. Kalau masalah gakpoktanya tidak mau menemui pada saat kalian turun, itu karena gakpoktanya takut dimintain uang. Dan masalah fiktip itu, tidak benar karena pekerjaan sudah jelas dikerjakan”. Ucapnya.

Lanjut Sumarno, Nanti kita bersama-sama akan krosecek dilapangan dimana yang fiktip.Minggu depan kita akan krosecek ke lapangan bersama-sama”. Katanya.

Berita sebelumnya, Bantuan Optimasi Lahan Rawa mendukung Serasi dengan nilai Rp.2.3 miliyar, kuat dugaan ada permainan oknum Dinas Pertanian Kabupaten Tulang Bawang.

Pasalnya Kabid Sarana dan Prasarana (Sapras) Ahmad Rifai selaku kabid yang membidangi kegiatan tersebut, buang badan saat di konfirmasi di ruang Senin (19/10/2020) diruang kerjanya.

Lebih tragis Ia mengatakan, “bantua optimasi seperti apa coba jelaskan, itu daerah mana dan juga ini jangan di rekam-rekam ” kata Ahmad Refai dengan nada tinggi saat wartawan komfirmasi.

“Kalian berapa orang yang turun kesana, kalau ada kawan tunggu kawan kalian dulu saya ngopi dulu, kalau gitu nanti kita ngobrol tentang hal itu” Kata Ahmad Rifai sebelum menghindar dari wartawan.

Namun kenyataan yang terjadi, saat wartawan menghubungi rekan-rekan media dan LSM yang turun ke lapangan. Ahmad Refai tidak ada ditempat lagi.

Dirinya terkesan tidak mau di konfirmasi oleh media dan menghindar dari media, saat media ingin meminta tanggapan terkait bantuan optimasi lahan dengan nilai Rp. 2.3 Miliyar.

Saling menghindar terhadap awak media sebagai kontrol sosial yang ingin meminta sejumlah keterangan terkait anggaran yang bersumber dari uang rakyat ini, dan keterbukaan pemakaian anggaran perlu diketahui masyarakat, sehingga kuat ada dugaan permain oknum Dinas Pertanian.

Dalam hal ini AF yang merupakan kabid sarana dan prasarana dinas (red), diduga telah tabrak terkait aturan Keterbukaan Informasi Publik No 14 Tahun 2018.

Bukan hanya Kabid Saspras yang menghindari Wartawan Ketua Gapoktan Purnomo juga menghindar dari awak Media dan LSM saat kontrol sosial terkait bantuan optimasi lahan rawa dari pemerintah pusat.

Dan saat dihubungi melalui saluran handphone, ketua Gapoktan Purnomo tidak aktif saat dihubungi.

Sebelumnya menurut keterangan Joni salah satu Wartawan Mingguan, Bahwa bantuan optimasi lahan rawa yang ada di kampung sumber agung bukan di kelola oleh Ketua Gapoktan Purnomo, melainkan dikelola oleh Salehudin sekalu UPJA baik secara pencairan dan pengerjaaan dilakukan oleh UPJA.

Dalam aturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 03/Kpts/RC.210/B/02/2019 Tentang Pedoman Teknis Optimasi Lahan Rawa Mendukung Kegiatan Serasi, Pelaksanaan kegiatan optimasi Lahan Rawa dilaksanakan secara swakelola oleh P3A/GP3A/Poktan/Gapoktan.

Sekataris LSM Pembela Tanah Air (Peta) Kab Tulang Bawang Melodi menuding kegiatan bantuan Optimasi lahan Rawa diduga Fiktip.

“Menggapa dibilang fiktif, soalnya kita ingin mengecek bantuan optimasi lahan, ketua Gapoktan tidak bisa di temui dan tidak bisa dihubungi,” seakan-akan menghindar dari LSM dan Media.

Padahal kami ingin kroscek apakah bantuan optimasi lahan rawa sudah berjalan sesuai juknis,” kata Melodi.(Tim).

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

− 5 = 4