oleh

OJK Provinsi Lampung Dan BEI Perwakilan Provinsi Lampung Menggelar Indonesia Investival

BANDAR LAMPUNG GS – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung dan Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Provinsi Lampung menggelar Indonesia Investment Festival (Investival). Senin (25/10/2021).

Kegiatan itu merupakan rangkaian kegiatan World Investor Week, yaitu pekan kampanye yang digagas oleh komite 8 IOSCO untuk meningkatkan edukasi dan perlindungan kepada investor pasar modal.

Investival ini secara rutin setiap tahunnya sejak tahun 2016 bersamaan dengan kegiatan Bulan Inklusi Keuangan (BIK).

Investival tahun ini melibatkan universitas dan sekolah-sekolah tingkat SLTA di Bandar Lampung, yaitu Universitas Lampung, Universitas Bandar Lampung, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung dan Institut Informatika dan Bisnis Dharmajaya Lampung.

Juga sepuluh SMA, yaitu SMA Al Kautsar Bandar Lampung, SMA Xaverius Pahoman Bandar Lampung, SMA YP Unila Bandar Lampung, SMAN 1 Bandar Lampung, SMAN 2 Bandar Lampung, SMAN 10 Bandar Lampung, SMKN 4 Bandar Lampung, SMAN 6 Bandar Lampung, SMAN 5 Bandar Lampung, dan SMAN 9 Bandar Lampung.

BIK merupakan salah satu upaya mendekatkan masyarakat dengan produk dan layanan keuangan yang diharapkan dapat mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan.

BIK ditetapkan sebagai agenda tahunan sejak 2016 guna mendukung target inklusi keuangan tahun 2024 sebesar 90 persen sesuai Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif dan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekenomian Nomor 4 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Strategi Nasional Keuangan Inklusif.

Kepala OJK Provinsi Lampung, Bambang Hermanto, mengatakan, pangsa industri pasar modal di Lampung masih relatif kecil dibandingkan dengan industri perbankan dan industri keuangan nonbank lainnya. Hal ini menunjukkan, masyarakat di Lampung masih belum terlalu melirik industri pasar modal.

“Hasil Survei Nasional Literasi Keuangan tahun 2019 menunjukkan, bahwa indeks Well Literate penduduk Indonesia masih cukup rendah hanya 38,03 persen dengan tingkat literasi Provinsi Lampung sebesar 30,97 persen,” katanya, melalui siaran persnya.

Sementara itu, lanjut ia, indeks Utilitas Produk dan Jasa Keuangan penduduk Indonesia sebesar 76,19 persen dengan tingkat inklusi Provinsi Lampung sebesar 61,94 persen.

Menurut Bambang, hasil survei itu menunjukkan bahwa pemanfaatan produk jasa keuangan oleh penduduk Lampung belum disertai dengan pemahaman yang memadai.

Ia mengungkapkan, perkembangan pasar modal di Lampung dari tahun ke tahun terus memperlihatkan pertumbuhan positif. Total investor di Provinsi Lampung berdasarkan Single Investor Identification (SID) hingga posisi Agustus 2021 ialah 126.184 investor.

Total investor di Provinsi Lampung, sambung ia, terbanyak ke-8 secara nasional dengan persentase porsi jumlah investor di Lampung dibandingkan dengan jumlah investor nasional yaitu sebesar 2,11 persen. Hingga per Agustus 2021 jumlah investor secara nasional berdasarkan SID mencapai 6.022.826 investor.

“Demografi investor nasional per Agustus 2021 didominasi pegawai (swasta, negeri, guru) sebesar 33,84 persen dari total investor dan pelajar 27,59 persen dari total investor. Sementara dari sisi pendidikan, total investor nasional didominasi investor dengan tingkat pendidikan maksimal SMA yaitu 54,89 persen. Kondisi ini menggambarkan bahwa investor pasar modal didominasi pelajar,” jelas Bambang.

Ia menambahkan, investival ini juga menggelar kompetisi permainan saham stocklab para pelajar SMA di Bandar Lampung. Melalui permainan ini, ia berharap para peserta tak hanya mengenal cara bermain saham tapi juga berbagai istilah dunia pasar modal dan sentimen-sentimen yang dapat mempengaruhi pergerakan saham.

“Sejalan dengan tujuan kegiatan ini, saya berharap agar bapak/ibu guru atau akademisi dapat memberikan pemahaman dan memotivasi pelajarnya untuk mengenal industri pasar modal dan belajar berinvestasi sejak dini sehingga dapat memberikan kesempatan dan peluang mahasiswa serta masyarakat berinvestasi dan bertransaksi di industri pasar modal,” katanya.

Untuk itu, kata Bambang, BEI menawarkan pendirian galeri investasi baik di perguruan tinggi maupun sekolah sebagai sarana untuk memperkenalkan pasar modal sejak dini kepada dunia akademisi.

Selain itu, galeri investasi ini diharapkan tak hanya mengenalkan pasar modal dari sisi teori saja tapi juga praktiknya.

“Ke depannya galeri investasi dapat menyediakan real time information sebagai sarana belajar menganalisa aktivitas perdagangan saham dan jadi jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan beserta praktiknya di pasar modal,” ucap Bambang. (rls).

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

8 + 2 =