JAKARTA GS – Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo kembali dinobatkan sebagai _CEO of The Year_ dalam dua tahun berturut-turut. Penghargaan ini diberikan atas kepemimpinannya dalam melakukan transformasi secara konsisten dan berkelanjutan di tubuh PLN melalui digitalisasi dan terobosan di berbagai bidang yang berdampak positif bagi sektor energi di Indonesia. Termasuk meningkatkan pertumbuhan bisnis PLN dan kepuasan pelanggan.
PLN juga mendapat penghargaan Best ESG _(Environmental, Social, and Governance) Campaign in Energy Sector._ Penghargaan ini diberikan kepada PLN atas komitmen korporasi dalam inisiatif transisi energi dan menjalankan proses bisnis yang mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik.
Penghargaan diserahkan oleh Jaksa Agung ST Burhanuddin dan Chairman CT Corp. Chairul Tanjung kepada Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, disaksikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir serta Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi dalam Ajang CNBC Indonesia Awards 2023 di Jakarta, Rabu (13/12/2023).
Menteri BUMN Erick Thohir yang juga meraih penghargaan _Best Leader for State Owned Enterprise Transformation_ mengatakan, para pemimpin perusahaan BUMN memiliki talenta yang baik, sehingga transformasi yang dilakukan di BUMN dapat berdampak langsung terhadap masyarakat.
“Transformasi di BUMN tidak mungkin terjadi kalau kita tidak punya talenta yang bagus. Tadi seperti disaksikan, pimpinan di BUMN mendapat penghargaan karena punya talenta yang baik,” ujar Erick.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengucapkan terima kasih atas dua penghargaan yang diberikan dalam ajang tersebut. Penghargaan bisa didapatkan berkat arahan yang diberikan oleh Menteri BUMN dan kerja keras seluruh insan PLN dalam melakukan transformasi dalam proses bisnis, sekaligus melakukan transisi energi.
“Penghargaan berhasil diraih berkat arahan dari Menteri BUMN, Bapak Erick Thohir dan kerja keras seluruh insan di PLN dalam meningkatkan pelayanan pelanggan,” ungkap Darmawan.
Ia menambahkan dalam tiga tahun terakhir PLN melakukan transformasi melalui digitalisasi proses bisnis secara _end to end_. Mengubah proses bisnis yang tadinya statis dan _backward looking_ diubah menjadi dinamis dan _forward looking_. PLN melakukan digitalisasi pembangkit, transmisi, distribusi, pelayanan pelanggan, perencanaan hingga pengelolaan keuangan, yang membuat perusahaan semakin efisien dan kokoh.
“Kami berhasil membangun sistem operasi kelistrikan paling aman dan andal, serta memastikan _financial sustainability_ yang jauh lebih sehat. Transformasi ini juga mengubah layanan PLN menjadi sangat responsif, memuaskan, dan berkeadilan. Salah satu hasilnya adalah lahirnya aplikasi New PLN Mobile yang mampu memberikan kepuasan dan pengalaman positif dari pelanggan,” ungkap Darmawan.
Saat ini aplikasi PLN Mobile sudah diunduh oleh hampir 45 juta pengguna dengan rating kepuasan pengguna mencapai 4,9 dari skala 5.
Selain itu, Darmawan mengungkapkan, beberapa tahun lalu ketika banyak perusahaan bertumbangan karena pandemi covid-19, PLN justru berhasil meraih kinerja keuangan terbaik sepanjang sejarah dua tahun berturut-turut yaitu sebesar Rp 13,2 triliun pada tahun 2021 dan Rp 14,4 triliun pada tahun 2022.
“Transformasi ini membuat kami bisa mempersembahkan kinerja terbaik sepanjang sejarah bagi Indonesia,” katanya.
Darmawan juga memimpin restrukturisasi organisasi melalui _holding subholding._ PLN melakukan penataan di seluruh proses bisnis menjadi _streamline,_ mengubah kultur organisasi dari _bureaucratic like_ menjadi _business like_. Aset PLN yang sebelumnya terfragmentasi, menjadi terintegrasi. Pemanfaatan infrastruktur yang sebelumnya hanya untuk layanan kelistrikan, kini bisa dikembangkan menjadi layanan bisnis _beyond kWh_ (di luar kelistrikan) berbasis masa depan sehingga tercipta _value creation_ bagi perusahaan.
“Dengan restrukturisasi, PLN jadi lebih trengginas. Kami kini memiliki _subholding_ yang terbesar di Asia Tenggara. Selanjutnya, kami siap melakukan ekspansi ke tingkat global,” tambah Darmawan.
Selain bertransformasi, PLN di bawah navigasi Darmawan juga melakukan transisi energi dalam menghadapi pemanasan bumi. PLN berhasil menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang terhijau dalam sejarah Indonesia.
“Kalau _business as usual_, emisi gas rumah kaca dari sektor energi akan meningkat menjadi 1 milyar ton di tahun 2060. Namun dengan peta jalan yang telah disusun dan upaya yang kami lakukan, kami optimis _Net Zero Emissions_ (NZE) akan tercapai tahun 2060,” kata Darmawan.
Menurutnya, PLN tidak bisa melakukan transisi energi ini sendirian. Satu-satunya cara ialah melakukan kolaborasi, mulai dari teknologi hingga pembiayaan. Di bawah kepemimpinan Darmawan, PLN berhasil menggalang kolaborasi komunitas global untuk mulai dari perusahaan, perbankan hingga lembaga internasional. Seperti International Energy Agency (IEA), Just Energy Transition Partnership (JETP), Asian Development Bank (ADB), Asian Infrastucture Investment Bank (AIIB), dan lainnya.
“Kolaborasi transisi energi sangat penting dilakukan Indonesia untuk tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang pesat saat ini. Tujuannya, adalah untuk menyediakan energi yang ramah lingkungan dan terjangkau,” ucap Darmawan.
Dengan _leadership_ yang kuat dari Darmawan, transisi energi yang dilakukan PLN akan membuka peluang untuk membangun kapasitas nasional, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, mengentaskan kemiskinan dan pada saat yang sama juga menjaga kelestarian lingkungan.
Darmawan juga mendorong pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dalam menjawab tantangan transisi energi. Dirinya menilai, SDM yang lincah dan adaptif menjadi kunci perusahaan untuk terus bertransformasi menjadi perusahaan bertaraf global hingga berkontribusi besar dalam mewujudkan NZE pada 2060.
“Transisi energi memerlukan DNA baru di tubuh pegawai PLN. Dimana sebelumnya pegawai PLN memiliki pengetahuan dan kapasitas mengenai pembangkit listrik berbasis fosil, kini dikembangkan sehingga menguasai kompetensi pembangkit EBT,” jelas Darmawan.
Dirinya menegaskan transisi energi ini dilakukan bukan hanya karena adanya perjanjian internasional, tetapi juga untuk memastikan generasi mendatang harus mendapatkan kehidupan yang lebih baik daripada generasi saat ini.
“Dulu PLN hanya bertugas menyediakan listrik, tetapi kini tugas PLN juga untuk mendinginkan bumi dan menjaga lingkungan,” tutup Darmawan. (Rls)
Komentar